Juni 13, 2012

Good Bye, Friends!


Good Bye, Friends!













Lusiana Nazilah








                                   Bismilahirrahmannirrahim





















Ku persembahkan untuk temanku,
Alm. Nevita Agnike Diah Hastantri










Ucapan Terima Kasihku
            Assalamualaikum Wr. Wb.
            Pertama, ku ucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas nikmat yang di berikan kepadaku. Dan juga untuk Alm. Nevita, semoga kamu bahagia di sana, dan kamu dalam meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah, amin ya rabbal alamin.
            Cerita ini ku buat untuk mengenang Alm. Nevita yang semasa hidupnya terkenal murah senyum dan periang. Meski pun dia sedih, tetapi ia akan selalu menyembunyikannya. Untuk keluarga yang telah di tinggalkan, semoga tetap tabah menghadapinya.
            Wassalamualaikum Wr. Wb.         
                                                                                                                              Salam,

                                                                                                                        Lusiana Nazilah










Kenalan Dulu Yuuk!
            Oke deh, sebelumnya kenalin dulu. Kami anak kelas 7a yang lucu dan pokoknya heboh banget euy!. Bahkan, guru-guru sampai angkat tangan sama anak kelas 7a loh (Maafin kami ya, Pak dan Ibu guru).
            Pertama, kenalan sama sekolahan paling the best se-Yogyakarta. Dan inilah, SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA. Sekolahku ini beralamatkan di Jalan Tegal Lempuyangan Nomor 61 Telepon 512912 Yogyakarta.
            Dan saatnya yang di tunggu-tunggu, kenalan sama anak kelas 7a. Jreng… jreeng… jreeng….

·         Adi Priyono
            Ini teman cowok sekalasku yang punya nomor absen paling awal. Panggilan kerennya        sih Deni Blue.
·         Aditya Maulana
            Ini teman cowokku yang biasa pakai jaket hitam di sekolah. Ssst… dia suka banget           sama basket.
·         Aji bagus Nugroho
            Kalau yang ini, temanku yang gimana gitu?. Dia suka bikin usil di kelas, jangan      berani-berani sama Aji, dia jago karate lo.
·         Alifa Amatulah Madaniah
            Dan Ifa ini teman cewekku yang punya nomor absen paling awal. Hobinya Ifa sih basket, sama kayak si Adit tuh. Kalian pengen follow twitternya Ifa?. Twitternya          @AlifaIfa.
·         Bananudin Hafidz
      Teman cowokku ini cuma satu-satunya orang di kelasku yang ada lesung pipitnya.             Dia biasa di panggil Anan.
·         Bintang Rifqi Muhammad
      Temanku ini biasa di panggil Bintang. Meski badannya tidak terlalu tinggi, jangan di         remehin loh. Dia itu pintar.
·         Diandra Nida Annisa
            Temanku ini namanya Didi. Dia cantik banget loh?. Kalian jangan naksir sama Didi           ya, Didi udah punya pacar  :P. Twitternya @diadrandns buka aja twitternya. blognya: www.diandrandns.blogspot.com
·         Dias Orchita Adianingrum
            Kalau teman cewekku ini namanya Dias. Dia juga cantik loh?. Mau tahu twitternya,          ini dia @dias_orchita. Dan kalian tahu?. Dias sangat dekat Nevita.
·         Diva Nabila Cintatya
            Kalau ini, temanku yang namanya Diva. Diva itu termasuk penggemar Taylor Swift,          makanya dia suka bilang kalau aku itu “Diva Swift”. Iya deh Div “?”.
·         Endang Kusumastuti Hartoyo
      Temanku ini biasa di panggil Titut. Urusan bahasa jawa, dia sih jagonya (Beda banget       Titut sama aku= =’). Titut enak buat diajak ngobrol, senyumnya manis (Ya iyalah,          ada behelnya).
·         Faradhita Nirma Apriani
      Temanku ini namanya Dhita. Senyumnya manis alami loh…! (Aku bagi dong xD).             Dia itu penggemarnya Iqbal CJR, Choi Siwon, dan Rangga SM*SH. Dhita sangat       dekat Nevita lo.
·         Frideswidi Aufi
      Temanku yang satu ini juga cantik. Ssst… bahkan dia sampai dua kali di tembak sama       satu cowok tapi di tolak mentah-mentah. Oke, dia biasa di panggil Frides atau Ides.           Twitternya @Frideswd123. Dan Frides sangat dekat Nevita lo.
·         Haryo Bayu Wibisono
      Kalau yang ini, teman cowokku di sekolah yang suka sama bola. Dia biasa di panggil         Bayu.
·         Jaisyur Rahman Setiadarma Atmaja
      Dan inilah sang ketua kelas sekaligus peraih ranking satu *prokprokprok… Sang    ketua kelas ini biasa di panggil Jaisyur atau Jais atau mungkin Jaisy.
·         Jusna Harita Rustandi
      Dan inilah teman cewekku yang suka olahraga tenis, siapa lagi kalau bukan Nuna. Nuna adalah teman sebangku almarhumah Nevita. Kalau sekarang, Nuna duduk      sebangku sama Marsha.
·         Lusiana Nazilah
      Dan inilah aku. Hahaha… bolehkah saya sedikit keegeran? J. Aku biasa di panggil           Icha kalau di sekolah. Jangan lupa, follow twitterku @WrittersMyLife oke.
·         Lutfia Imani Maheswari
      Kalau temanku yang satu ini penggemar kucing, dia punya kucing kesayangan       namanya Cemong. Dia biasa di panggil Fia, Fia deket banget sama Rizma *Mana          Rizma!?.
·         Marsha Ardiani Fadhila
      Dan inilah Marsha Perry. Hehehe… kayak Diva aja J . Dan kalian bisa tebak, pasti           Marsha ini penggemar Katy Perry. Marsha juga dekat sama Nevita, makanya Marsha         paling sedih waktu itu L . Follow twitternya Marsha ya @MarshaFadhila.
·         Martha Widuri Iswara
      Dan inilah sang bendahara kelas yang galak, Atha #Just Kidding. Tapi Atha orangnya        baik kok J, jadi jangan khawatir.
·         Monica Estera
      Kalau ini pacarnya dari Zika, mana kamu Zika?. Dan dialah Estera… Kalian jangan           berani-berani sama Estera, karena Estera adalah anak guru J .
·         Muhammad Farhani
      Kalau teman cowokku ini kalian panggil aja Farhan. Kalau di sekolah, panggilan    kerennya Pak Bolu. Lucu bukan?.
·         Muhammad Fazlur Zikra Arifudin
      Nah ini nih pacarnya Estera. Singkatanya ZLE alias Zika love Estera. Temanku ini             biasa di panggil Zika.
·         Muhammad Fikri Firmansyah
      Dan ini nih si biang keroknya kalau kelas jadi berantakkan, ya Fikri. Tapi Fikri        orangnya lucu kok, aku aja sampai ketawa ngakak J.
·         Muhammad Lazuardi Kristantya
      Kalau teman cowokku ini di juluki “Master Of Silent” karena dia enggak pernah     bicara sepatah pun selama awal MOS sampai detik ini, tapi jangan di remehin Iyaz itu        pintar.
·         Mutiara Nur Aisyah
      Dan inilah teman cewekku yang suka sama drama korea, siapa lagi kalau bukan      Mutiara?. Mau kenalan sama dia, add facebooknya aja, Mutiara Nur Aisyah.
·         Nanindya Pramesti Dewanti
      Kenalin, ini teman cewekku yang agak tomboy, dan dialah Nanin. Dia pintar loh,   buktinya dia dapat ranking dua (di bawahnya Jais).
·         Alm. Nevita Agnike Dyah Hastantri
      Alm. Nevita terkenal karena murah senyum dan supel. Pokoknya enak deh punya teman kayak dia. Kamu bisa buka twitternya @Nevita_Agnike atau facebook Nevita     Agnike.
·         Putu Ayu Nanda Radharani
      Kalau teman cewekku ini, memang orang Bali kok?. Makanya dia sering ke Bali.   Temanku ini biasa di panggil Nanda.
·         Raden Ichsan Nur Aldiansyah
      Temanku ini, biasa di panggil Bu Nurjanah dengan “Pak Raden” tapi dia di panggil           Ichsan kok J (Hampir sama kayak namaku = =’).
·         Reza Afrah Afifah
      Dan ciat… temanku ini jago taekwondo jadi jangan macam-macam. Oke deh, dia biasa di panggil Afrah.
·         Rizky Yudhitya Ganesha
      Nah, ini nih temanku yang paling arrgh… kalau di ingatin piket.Ya si Nesha           tentunya. Ejekan Nesha sih Rizky Yudhita Ganesha.
·         Rizma Savira
      Nah ini si Rizma baru nongol?!. Temanku ini suka banget gambar komik dan nulis kayak aku. Pokoknya Fia dan Rizma itu kayak prangko J percaya deh. Kalian follow      twitternya Rizma ya @Savira_VirRizma.
·         Shely Kusuma Dewi
      Hmm, dia biasa di panggil Shely.
·         Woro Asworini
      Dan inilah Woro yang juga dekat sama Alm. Nevita. Kalau kalian mau tahu            twitternya ini dia @woro_asworini.
·         Yahya Rizki Amrullah
      And the last, temanku yaitu Yahya. Dia pacaran sama L Sukma Pitaloka, kelas 7b. Kalau mau tahu twitternya ini @YRA_Rizki.
                                          Good Bye, Friends!
Minggu, 8 April 2012
   “Hah Nevita meninggalkan dunia?” gumamku tak percaya.
      Aku sempat kaget saat membaca wall facebook Nevita yang berisi berita berduka cita. Aku rasa itu hanyalah sebuah lelucon, dan kalian tahu?. Ternyata berita itu adalah benar, Gubrak… Innalillahi Wainnailaihi Rajiun tak ku sangka Nevita teman sekolahku meninggal dunia?. Seingatku, Hari Sabtu yang lalu dia masih dalam keadaan baik-baik saja. Aku jadi merasa bersalah, karena di hari terakhir aku bertemu dengannya aku tidak bisa membahagiakannya. Memang, penyesalan selalu ada di akhir.
      Begini kronologi peristiwanya. Di hari Minggu pagi, Nevita, Ayahnya, dan Ibunya sedang bersepedaan di sekitar rumahnya. Saat Nevita akan berbelok arah, tiba-tiba Nevita keserempet truk dan kepala Nevita tersungkur oleh aspal. Dan darah pun mengucur dengan deras tak henti-hentinya. Saat Nevita akan di bawa ke rumah sakit terdekat, Allah pun telah memanggil Nevita. Dia mengalami gagar otak, kasihan banget ya kamu Nev. Dan ada hal yang membuatku geram, dan itu SOPIR TRUK ITU MELARIKAN DIRI. Kasihan banget kamu Nev, meninggal dalam keadaan kecelakaan!.
      Saat aku membaca status Dhita, dia bilang udah melayat ke kediaman Nevita. Huuh… aku enggak diajak nih?. Dan ada beberapa hal yang membuatku merasa sangat teringat dengan Nevita, yakni dialah yang memberitahuku bahwa *******, *****, ***, dan ***** menghinaku saat latihan menari pesta rakyat. Ya, waktu itu aku bersedih karena mereka tidak punya rasa terima kasih kepadaku. Dan Nevitalah yang saat itu menghiburku dan juga Nevita berkata “Aku juga enggak suka sama mereka, kok”. Hiks… maka tercucurlah air mataku membasahi kedua pelupuk mataku.
                                                                  ***
Keesokan harinya…
      Hari Senin, tanggal 9 April 2012 aku berangkat sekolah dengan kedua kantong mataku bengkak sehabis menangis. Memang terasa berat bagiku tanpa NEVITA. Sesampainya di sekolah, seakan-akan langkah kakiku begitu berat untuk ku langkahkan, meski hanya satu jengkal dan akhirnya aku sampai di kelas. Kata teman-temanku, rencananya jam Sembilan pagi jenazah Nevita akan di semayamkan. Maka, aku langsung menghampiri bangku Rizma dan kemudian kami memandang kursi yang Nevita duduki. Dan untuk kedua kalinya air mataku kembali membasahi kedua pipiku. Begitu pun Marsha yang sangat bersedih atas kepergiannya Nevita. Memang, kita tidak bisa membaca garis hidup kita, dan hanya Allah dan Malaikat Izrail yang mengetahuinya.
      Kemudian, di susul oleh teman-temanku yang lainnya mengerumuni tempat duduk Nevita. Dan aku pun tak bisa berkata sepatah pun tentang Nevita. Tiba-tiba saja, wali kelas kami datang dan teman-teman pun langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
      “Innalillahi Wainnailahi Rajiun, salah satu teman kalian, Nevita telah meninggalkan kita terlebih dulu. Untuk itu, nanti kita akan menuju ke kediaman Nevita, sekolah akan mencarikan bus untuk kalian, atau siapa di sini yang bersedia meminjamkan mobilnya?” tanya Bu Istutik.
      Aku pun hanya bisa sesenggukan saja saat itu. Dan sekarang bukannya senang karena tidak mengikuti upacara, tapi kepergian Nevita yang secara tiba-tiba.
      “Dan untuk itu, marilah anak-anak kita mendoakan Almarhummah Nevita semoga di ampuni dosanya. Berdoa, mulai…” perintah Bu Istutik sambil menahan tangisnya.
      Susana kelas pun menjadi hening karena sejenak mendoakan Almarhumah Nevita. Dan kembali air mataku tercucur dengan deras membentuk anak sungai. Ya Allah, ampunilah dosa almarhumah Nevita dan dekatkanlah Nevita diantara di sisi orang yang beriman. Dan juga semoga dalam kematian Nevita ini dalam keadaan khusnul khotimah,  Rabbana atina fidun ya khasanah wafil akhiroti kahasanah wakina adzabannar… walhamdulillahi robbil alamamin…
      “Baiklah anak-anak, berdoa selesai. Maaf, Ibu harus pergi menuju ke lapangan” ucap Bu Istutik sambil meninggalkan kelas.
      Seisi kelas pun langsung memikirkan kendaraan yang akan di gunakan. Pertama, Frides bersedia meminjamkan mobilnya. Dan Jais masih menunggu teman yang lainnya. Benar-benar enggak sabar, pengen liat jenazahnya Nevita. Dan akhirnya, yang beredia meminjamkan mobilnya adalah Frides, Dhita, dan Diva. Dan seisi kelas pun kembali ramai seperti biasanya, dan ku lihat Marsha masih menangis sesenggukan. Aku jadi teringat oleh kata-kata Bu Lis “Kalian janganlah menangis berlebihan, karena akan menganggunya”. Cepat-cepat ku usap air mataku dengan tissue.
      Tengtengteng
      Akhirnya upacara bendera selesai dengan di tandainya anak-anak kelas 7b-7j kembali menuju kelas masing-masing yang terlihat dari jendela dekat bangkuku. Aku pun mondar-mandir mengelilingi bangkuku seakan-akan memikirkan penemuan baru, ya padahal aku merasa sangat gelisah. Dan tak lama kemudian, datanglah guruku ke kelas untuk menanyakan mengenai kendaraan. Setelah Jais berbincang-bincang dan bisa kalian tebak kelas menjadi ramai layaknya pasar. Dan kata-kata Afrah pun kembali tergiang di kepalaku.
      “Kemarin Sabtu Nevita bilang ke aku, kalau dia minta maaf dan dia pengen kelas 7a kayak dulu lagi”
      Dan itu mungkin wasiat Nevita untuk anak kelas 7a biar enggak ramai lagi. Dan sampai sekarang pun kelas masih ramai, tapi agak berkurang sih xD. Hmm, aku pasti maafin kamu kok Nev, malahan aku yang mau minta maaf sama kamu. Tak lama kemudian, lamunanku pun buyar oleh panggilan Bu Isti dan Bu Istututik untuk segera menuju gerbang sekolah. Kami pun langsung berjalan menuju gerbang sekolah. Mobil pun berjejer rapi seakan-akan menungguku untuk ku naiki. Dan aku pun naik di mobilnya Diva, tepatnya duduk di bagian belakang bersama Afrah.
      Brrm…!
      Mesin mobil pun mulai di nyalakan dan mobil mulai melaju meninggalkan halaman sekolahku. Di mobil, aku hanya melamun saja mengingat saat-saat bersama Nevita. Diva, Titut, Nanin, Marsha, dan Afrah sedang asyik mengobrol berbeda denganku. Ternyata jarak kediaman rumah Nevita dengan sekolah cukup jauh juga. Beda banget sama aku yang cuma butuh waktu sepuluh menit aja, kalau Nevita sih bisa setengah jam perjalanan kali ya?. Dan, aku juga memikirkan tentang presentasi bahasa jawa, yang tersisa kini hanyalah aku dan Nanda. Yang lebih parahnya lagi, aku enggak tahu naskahnya yang udah di revisi sama Nevita?.
      Dan akhirnya sampailah kami di Rumah Nevita. Wow… rumah Nevita di kelilingi oleh karpet-karpet berwarna kuning kehijau-hijauan. Dan sudah tampak para pelayat menghadiri. Bu Isti langsung menyuruh kami untuk berwudhu di mushola dekat dengan rumah Nevita dan setelah wudhu langsung melaksanakan salat jenazah. Bu Istianahlah yang memimpin salat jenazah. Selesai salat jenazah, aku dan teman-temanku langsung duduk di tempat yang telah di sediakan. Ternyata, selain kelas 7a ada juga kelas 7b, 7c, dan juga kakak kelasku dan pastinya ketua osis, Kak Bhagas.
      Setelah semua selesai salat jenazah, saatnya sekarang proses penguburannya. Beberapa guruku ikut membantu menggiting jenazah Nevita sampai ke tempat pemakamannya. Ku lihat, Ibu Nevitalah yang merasakan kesedihan yang amat mencekam, sambil memeluk boneka kesayangan Nevita. Sesampainya di tempat pemakaman, langsung jenazah Nevita di masukkan ke liang lahat dan juga petinya langsung di hancurkan. Dan di detik-detik inilah yang paling mendebarkan, yaitu penutupan liang lahat.
      Langsung para pekerja menimbun Almarhumah Nevita dengan tanah kembali. Selesai menimbun dengan tanah, langsung di mulai berdoa. Aku pun langsung menundukkan kepala dan mengadahkan tanganku seraya berdoa dengan khusyuk. Selesai proses pemakaman, aku mulai gelisah. Jika kita sudah melangkah sebanyak tujuh kali dari pemakaman, maka Malaikat Munkar dan Nakir akan menanyai dan menyiksa manusia. Aku dan teman-temanku pun langsung menuju mobil masing-masing untuk kembali ke sekolah. Fiuh… akhirnya sampai juga aku di sekolah. Langsung aku berlari menuju kelas dan duduk bersandar di tembok dengan santai.
      Oh iya, jangan lupa mencuci kaki dan tangan setelah dari pemakaman ya!. Tenang aja kok, aku udah melaksanakannya. Setelah membasuh tangan dan kakiku dengan air, aku langsung memakan bekalku dengan lahap. Nyam… nyam… nyam… (Aku bagi dong :P). Selesai memakan bekalku, aku pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku pinjaman, hmm kok ada yang mengganjal di benakku ya?. Aku jadi teringat dengan buku bersampulkan merah jambu yang pernah Alm. Nevita ceritakan kepadaku.
      “Wah, aku juga udah pernah baca bukunya. Tentang tips nulis kan, Cha?
      Ku pandang lebih dalam buku tersebut. Ya aku memang tahu, dulu Nevita pernah bercerita kepadaku dia juga pengen jadi penulis dan Nevitalah temanku yang menyemangatiku untuk menulis dan menyarankan mengirim cerpenku ke media cetak dan jangan kalah sama Rizma, waktu itu aku hanya mengangguk saja. Aku akan mengingat untaian kalimat emasmu itu, kok. Ya, makasih untuk motivasinya sampai aku kayak gini. Sesaat kemudian langsung ku kembalikan buku tersebut di rak buku dengan rapi. Dan sekitar sepuluh menit kemudian aku telah mengambil dua judul buku yang berbeda.
      Langsung aku mengisi di daftar peminjaman khusus kelas 7a. Tepat saat aku akan kembali ke kelas, temanku menyuruhku untuk segera kembali ke kelas karena pelajaran akan kembali di mulai, yaah… enggak asyik ada pelajaran Matematika. Karena aku memang waktu itu enggak mood buat belajar L. Miss Rita pun datang menuju kelas kami. Baru saja akan menyampaikan materi, bel istirahat kedua pun berbunyi. Fyuh… bagus deh kalau gitu, di tunda sementara J. Jangan kalian tiru kelakuanku ya, enggak baik!. Aku pun memilih membaca buku sambil memakan camilan yang juga ku bawa dari rumah.
      Tengtengteng
      Bel tanda masuk kelas pun berbunyi, dan langsung ku tutup buku pinjamanku dan ku selipkan di laci mejaku. Hmm, mendingan aku siapin buku paket dan buku catatannya dulu aja. Miss Rita pun kembali hadir di kelas 7a yang kece ini.
      “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh” ucap Miss Rita memberi salam.
      “Waalaikumsalam warrahmatalullahi wabarakatuh” jawab kami kompak.
      Kini, semua mata tertuju kepada guru Matematika yang selalu modis dalam mengenakan kerudung.
      “Baiklah Nak. Ibu itu jadi merasa bersalah sama si Nevita. Memang, usia bukan merupakan faktor dalam kematian seseorang, dan buktinya teman kalian telah meninggal dalam usia tiga belas tahun. Dan kalian sebagai temannya, hendaknya berdoa untuk teman kalian” nasihat Miss Rita bijak.
      Apakah kalian mengerti maksud Miss Rita?. Hmm, jika kalian tidak tahu akan ku ceritakan kisah selengkapnya oke. Waktu itu, Miss Rita memberikan tugas mengerjakan latihan soal yang berada di buku paket. Dan kalian tahu?. Nevita baru mengerjakan satu nomor dan Ifa mencurigai kalau Nevita itu BBM-an saat pelajaran. Miss Rita marah dan menyuruh Nevita keluar dari kelas dan mengerjakkan soal tersebut. Saat pelajaran telah usai, Ifa melaporkan kepada Miss Rita kalau Nevita itu BBM-an dan Miss Rita bilang kalau sudah selesai mengerjakkan sial, di suruh menghadap di kantor.
      Dan waktu itu, Nevita benar-benar di caci maki oleh teman-temanku, ya aku memang kasihan kepada Nevita dan aku berusaha menghiburnya semampuku. Ifa langsung menghapus tulisan di papan tulis yang berisi pembahasan jawaban. Ya, pada saat itu Nevita dalam keadaan terpuruk dan dia sama sekali tak memperlihatkan muka sedih atau marah kepada Ifa. Jujur saja, jika aku di perlakukan seperti itu oleh Ifa pasti aku akan marah besar. Uuh… memang mengesalkan jika kita di perlakukan seperti itu, dan memang Nevita itu the best.
      Dan sepanjang hari itu teman-teman membicarakan tentang Nevita. Hiks… aku jadi enggak tega ngeliatnya T.T aku jadi mau nangis. Pelajaran pun kembali di lanjutkan seperti biasanya. Setengah jam kemudian pelajaran pun telah usai. Jais memimpin doa dan setelah berdoa satu persatu anak pun meninggalkan kelas. Langsung aku menuju tempat parkir sepeda yang letaknya tepat di depan ruang guru. Semoga kamu bahagia di sana ya, Nev. Kami akan selalu mendoakanmu kok Nev. Ku kayuh sepedaku dengan cepat sambil memikirkan masa laluku bersama Nevita.
                                                                  ***
      Hah… aku berada dimanakah?. Seberkas cahaya berwarna putih tampak mengagetkanku. Aku pun bersembunyi di semak-semak yang cukup lebat. Eee… itu bukankah Nevita yang sedang tertawa bahagia bersama bidadari yang turun dari kahyangan?. Ku ikuti langkah Nevita di mana pun ia pergi. Dia tampak sangat cantik mengenakan gaun putih dan bando berwarna putih lengkap dengan sepatu kaca yang membuatnya berbeda dari biasanya. Dan sampailah aku di  sebuah air yrtjun yang sangat menakjubkan yang belum pernah ku lihat.
      Di sekitar air terjun itu tampak pelangi yang sangat indah, Nevita bersama bidadari tersebut kemudian terbang entah kemana. Aku menciba untuk mengejarnya, tapi apa daya aku tak mampu. Hiks… kamu begitu cantik Nev, seperti hatimu selembut kapas.
      “Hei Icha, kenapa kamu ada di sini?” tanya Nevita lembut.
      “Entahlah Nev… aku tak tahu” jawabku.
      “Hmm… baiklah Cha. Tutuplah matamu dan sekejap kemudian kamu akan kembali ke tempat semula” perintah Nevita kepadaku.
      “Aku enggak mau Nev, aku mau di sini sama kamu. Jangan tinggalin aku lagi…” nangisku tersedu-sedu.
      “Maafin aku Cha… cliing” Nevita pun pergi meninggalkanku seorang diri.
      Dan aku pun memejamkan mataku dan kemudian aku terbangun. Astagfirullahal Adzim… apakah aku bermimipi?. Ternyata aku  tertidur setelah selesai salat zuhur. Ya, aku sekarang aku hanya bisa mendoakanmu di sana. Semoga kamu bahagia di sana. Good bye friends… Aku akan selalu mengingat kebaikanmu kepadaku.
The End


                
















0 komentar:

Posting Komentar

 
yeahxxx Blogger Template by LiSXXX Blogger Template