Good Bye,
Friends!
Lusiana Nazilah
Ku
persembahkan untuk temanku,
Alm.
Nevita Agnike Diah Hastantri
Ucapan
Terima Kasihku
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama, ku ucapkan terima kasih
kepada Allah SWT atas nikmat yang di berikan kepadaku. Dan juga untuk Alm.
Nevita, semoga kamu bahagia di sana, dan kamu dalam meninggal dalam keadaan
Khusnul Khotimah, amin ya rabbal alamin.
Cerita ini ku buat untuk mengenang
Alm. Nevita yang semasa hidupnya terkenal murah senyum dan periang. Meski pun
dia sedih, tetapi ia akan selalu menyembunyikannya. Untuk keluarga yang telah
di tinggalkan, semoga tetap tabah menghadapinya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam,
Lusiana
Nazilah
Kenalan
Dulu Yuuk!
Oke deh, sebelumnya kenalin dulu.
Kami anak kelas 7a yang lucu dan pokoknya heboh banget euy!. Bahkan, guru-guru sampai angkat tangan sama anak kelas 7a
loh (Maafin kami ya, Pak dan Ibu guru).
Pertama, kenalan sama sekolahan
paling the best se-Yogyakarta. Dan
inilah, SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA. Sekolahku ini beralamatkan di Jalan Tegal
Lempuyangan Nomor 61 Telepon 512912 Yogyakarta.
Dan saatnya yang di tunggu-tunggu,
kenalan sama anak kelas 7a. Jreng… jreeng… jreeng….
·
Adi Priyono
Ini teman cowok sekalasku yang punya
nomor absen paling awal. Panggilan kerennya sih
Deni Blue.
·
Aditya Maulana
Ini teman cowokku yang biasa pakai
jaket hitam di sekolah. Ssst… dia suka banget sama
basket.
·
Aji bagus Nugroho
Kalau yang ini, temanku yang gimana
gitu?. Dia suka bikin usil di kelas, jangan berani-berani
sama Aji, dia jago karate lo.
·
Alifa Amatulah
Madaniah
Dan Ifa ini teman cewekku yang punya
nomor absen paling awal. Hobinya Ifa sih basket,
sama kayak si Adit tuh. Kalian pengen follow twitternya Ifa?. Twitternya @AlifaIfa.
·
Bananudin Hafidz
Teman cowokku ini cuma satu-satunya orang
di kelasku yang ada lesung pipitnya. Dia
biasa di panggil Anan.
·
Bintang Rifqi
Muhammad
Temanku ini biasa di panggil Bintang.
Meski badannya tidak terlalu tinggi, jangan di remehin
loh. Dia itu pintar.
·
Diandra Nida
Annisa
Temanku ini namanya Didi. Dia cantik
banget loh?. Kalian jangan naksir sama Didi ya,
Didi udah punya pacar :P. Twitternya @diadrandns buka aja twitternya. blognya: www.diandrandns.blogspot.com
·
Dias Orchita
Adianingrum
Kalau teman cewekku ini namanya
Dias. Dia juga cantik loh?. Mau tahu twitternya, ini dia @dias_orchita. Dan kalian tahu?. Dias sangat dekat
Nevita.
·
Diva Nabila
Cintatya
Kalau ini, temanku yang namanya
Diva. Diva itu termasuk penggemar Taylor Swift, makanya dia suka bilang kalau aku itu “Diva Swift”. Iya deh
Div “?”.
·
Endang Kusumastuti
Hartoyo
Temanku ini biasa di panggil Titut. Urusan
bahasa jawa, dia sih jagonya (Beda banget Titut
sama aku= =’). Titut enak buat diajak ngobrol, senyumnya manis (Ya iyalah, ada behelnya).
·
Faradhita Nirma
Apriani
Temanku ini namanya Dhita. Senyumnya manis
alami loh…! (Aku bagi dong xD). Dia
itu penggemarnya Iqbal CJR, Choi Siwon, dan Rangga SM*SH. Dhita sangat dekat Nevita lo.
·
Frideswidi Aufi
Temanku yang satu ini juga cantik. Ssst…
bahkan dia sampai dua kali di tembak sama satu
cowok tapi di tolak mentah-mentah. Oke, dia biasa di panggil Frides atau Ides. Twitternya @Frideswd123. Dan Frides sangat
dekat Nevita lo.
·
Haryo Bayu
Wibisono
Kalau yang ini, teman cowokku di sekolah
yang suka sama bola. Dia biasa di panggil Bayu.
·
Jaisyur Rahman
Setiadarma Atmaja
Dan inilah sang ketua kelas sekaligus
peraih ranking satu *prokprokprok… Sang ketua
kelas ini biasa di panggil Jaisyur atau Jais atau mungkin Jaisy.
·
Jusna Harita
Rustandi
Dan inilah teman cewekku yang suka
olahraga tenis, siapa lagi kalau bukan Nuna. Nuna
adalah teman sebangku almarhumah Nevita. Kalau sekarang, Nuna duduk sebangku sama Marsha.
·
Lusiana Nazilah
Dan inilah aku. Hahaha… bolehkah saya
sedikit keegeran? J. Aku biasa di panggil Icha kalau di sekolah. Jangan lupa,
follow twitterku @WrittersMyLife oke.
·
Lutfia Imani
Maheswari
Kalau temanku yang satu ini penggemar
kucing, dia punya kucing kesayangan namanya
Cemong. Dia biasa di panggil Fia, Fia deket banget sama Rizma *Mana Rizma!?.
·
Marsha Ardiani
Fadhila
Dan inilah Marsha Perry. Hehehe… kayak
Diva aja J
. Dan kalian bisa tebak, pasti Marsha
ini penggemar Katy Perry. Marsha juga dekat sama Nevita, makanya Marsha paling sedih waktu itu L
. Follow twitternya Marsha ya @MarshaFadhila.
·
Martha Widuri
Iswara
Dan inilah sang bendahara kelas yang
galak, Atha #Just Kidding. Tapi Atha
orangnya baik kok J,
jadi jangan khawatir.
·
Monica Estera
Kalau ini pacarnya dari Zika, mana kamu
Zika?. Dan dialah Estera… Kalian jangan berani-berani
sama Estera, karena Estera adalah anak guru J .
·
Muhammad Farhani
Kalau teman cowokku ini kalian panggil aja
Farhan. Kalau di sekolah, panggilan kerennya
Pak Bolu. Lucu bukan?.
·
Muhammad Fazlur
Zikra Arifudin
Nah ini nih pacarnya Estera. Singkatanya
ZLE alias Zika love Estera. Temanku ini biasa
di panggil Zika.
·
Muhammad Fikri
Firmansyah
Dan ini nih si biang keroknya kalau kelas
jadi berantakkan, ya Fikri. Tapi Fikri orangnya
lucu kok, aku aja sampai ketawa ngakak J.
·
Muhammad Lazuardi
Kristantya
Kalau teman cowokku ini di juluki “Master Of Silent” karena dia enggak
pernah bicara sepatah pun selama awal
MOS sampai detik ini, tapi jangan di remehin Iyaz itu pintar.
·
Mutiara Nur Aisyah
Dan inilah teman cewekku yang suka sama
drama korea, siapa lagi kalau bukan Mutiara?.
Mau kenalan sama dia, add facebooknya aja, Mutiara Nur Aisyah.
·
Nanindya Pramesti
Dewanti
Kenalin, ini teman cewekku yang agak
tomboy, dan dialah Nanin. Dia pintar loh, buktinya
dia dapat ranking dua (di bawahnya Jais).
·
Alm. Nevita Agnike
Dyah Hastantri
Alm. Nevita terkenal karena murah senyum
dan supel. Pokoknya enak deh punya teman
kayak dia. Kamu bisa buka twitternya @Nevita_Agnike atau facebook Nevita Agnike.
·
Putu Ayu Nanda
Radharani
Kalau teman cewekku ini, memang orang Bali
kok?. Makanya dia sering ke Bali. Temanku
ini biasa di panggil Nanda.
·
Raden Ichsan Nur
Aldiansyah
Temanku ini, biasa di panggil Bu Nurjanah
dengan “Pak Raden” tapi dia di panggil Ichsan
kok J
(Hampir sama kayak namaku = =’).
·
Reza Afrah Afifah
Dan ciat… temanku ini jago taekwondo jadi
jangan macam-macam. Oke deh, dia biasa di
panggil Afrah.
·
Rizky Yudhitya
Ganesha
Nah, ini nih temanku yang paling arrgh…
kalau di ingatin piket.Ya si Nesha tentunya.
Ejekan Nesha sih Rizky Yudhita Ganesha.
·
Rizma Savira
Nah ini si Rizma baru nongol?!. Temanku
ini suka banget gambar komik dan nulis kayak
aku. Pokoknya Fia dan Rizma itu kayak prangko J percaya deh.
Kalian follow twitternya Rizma ya
@Savira_VirRizma.
·
Shely Kusuma Dewi
Hmm, dia biasa di panggil Shely.
·
Woro Asworini
Dan inilah Woro yang juga dekat sama Alm.
Nevita. Kalau kalian mau tahu twitternya
ini dia @woro_asworini.
·
Yahya Rizki
Amrullah
And the last, temanku yaitu Yahya.
Dia pacaran sama L Sukma Pitaloka, kelas 7b. Kalau
mau tahu twitternya ini @YRA_Rizki.
Good Bye, Friends!
Minggu,
8 April 2012
“Hah
Nevita meninggalkan dunia?” gumamku tak percaya.
Aku sempat kaget saat membaca wall facebook Nevita yang berisi berita
berduka cita. Aku rasa itu hanyalah sebuah lelucon, dan kalian tahu?. Ternyata
berita itu adalah benar, Gubrak… Innalillahi
Wainnailaihi Rajiun tak ku sangka Nevita teman sekolahku meninggal dunia?.
Seingatku, Hari Sabtu yang lalu dia masih dalam keadaan baik-baik saja. Aku
jadi merasa bersalah, karena di hari terakhir aku bertemu dengannya aku tidak
bisa membahagiakannya. Memang, penyesalan selalu ada di akhir.
Begini kronologi peristiwanya. Di hari
Minggu pagi, Nevita, Ayahnya, dan Ibunya sedang bersepedaan di sekitar
rumahnya. Saat Nevita akan berbelok arah, tiba-tiba Nevita keserempet truk dan
kepala Nevita tersungkur oleh aspal. Dan darah pun mengucur dengan deras tak
henti-hentinya. Saat Nevita akan di bawa ke rumah sakit terdekat, Allah pun
telah memanggil Nevita. Dia mengalami gagar otak, kasihan banget ya kamu Nev.
Dan ada hal yang membuatku geram, dan itu SOPIR TRUK ITU MELARIKAN DIRI.
Kasihan banget kamu Nev, meninggal dalam keadaan kecelakaan!.
Saat aku membaca status Dhita, dia bilang
udah melayat ke kediaman Nevita. Huuh… aku enggak diajak nih?. Dan ada beberapa
hal yang membuatku merasa sangat teringat dengan Nevita, yakni dialah yang
memberitahuku bahwa *******, *****, ***, dan ***** menghinaku saat latihan
menari pesta rakyat. Ya, waktu itu aku bersedih karena mereka tidak punya rasa
terima kasih kepadaku. Dan Nevitalah yang saat itu menghiburku dan juga Nevita
berkata “Aku juga enggak suka sama mereka, kok”. Hiks… maka tercucurlah air
mataku membasahi kedua pelupuk mataku.
***
Keesokan
harinya…
Hari Senin, tanggal 9 April 2012 aku
berangkat sekolah dengan kedua kantong mataku bengkak sehabis menangis. Memang
terasa berat bagiku tanpa NEVITA. Sesampainya di sekolah, seakan-akan langkah
kakiku begitu berat untuk ku langkahkan, meski hanya satu jengkal dan akhirnya
aku sampai di kelas. Kata teman-temanku, rencananya jam Sembilan pagi jenazah
Nevita akan di semayamkan. Maka, aku langsung menghampiri bangku Rizma dan
kemudian kami memandang kursi yang Nevita duduki. Dan untuk kedua kalinya air
mataku kembali membasahi kedua pipiku. Begitu pun Marsha yang sangat bersedih
atas kepergiannya Nevita. Memang, kita tidak bisa membaca garis hidup kita, dan
hanya Allah dan Malaikat Izrail yang mengetahuinya.
Kemudian, di susul oleh teman-temanku yang
lainnya mengerumuni tempat duduk Nevita. Dan aku pun tak bisa berkata sepatah
pun tentang Nevita. Tiba-tiba saja, wali kelas kami datang dan teman-teman pun
langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
“Innalillahi
Wainnailahi Rajiun, salah satu teman kalian, Nevita telah meninggalkan kita
terlebih dulu. Untuk itu, nanti kita akan menuju ke kediaman Nevita, sekolah
akan mencarikan bus untuk kalian, atau siapa di sini yang bersedia meminjamkan
mobilnya?” tanya Bu Istutik.
Aku pun hanya bisa sesenggukan saja saat
itu. Dan sekarang bukannya senang karena tidak mengikuti upacara, tapi kepergian
Nevita yang secara tiba-tiba.
“Dan untuk itu, marilah anak-anak kita
mendoakan Almarhummah Nevita semoga di ampuni dosanya. Berdoa, mulai…” perintah
Bu Istutik sambil menahan tangisnya.
Susana kelas pun menjadi hening karena
sejenak mendoakan Almarhumah Nevita. Dan kembali air mataku tercucur dengan
deras membentuk anak sungai. Ya Allah,
ampunilah dosa almarhumah Nevita dan dekatkanlah Nevita diantara di sisi orang
yang beriman. Dan juga semoga dalam kematian Nevita ini dalam keadaan khusnul
khotimah, Rabbana atina fidun ya
khasanah wafil akhiroti kahasanah wakina adzabannar… walhamdulillahi robbil
alamamin…
“Baiklah anak-anak, berdoa selesai. Maaf,
Ibu harus pergi menuju ke lapangan” ucap Bu Istutik sambil meninggalkan kelas.
Seisi kelas pun langsung memikirkan
kendaraan yang akan di gunakan. Pertama, Frides bersedia meminjamkan mobilnya.
Dan Jais masih menunggu teman yang lainnya. Benar-benar enggak sabar, pengen
liat jenazahnya Nevita. Dan akhirnya, yang beredia meminjamkan mobilnya adalah
Frides, Dhita, dan Diva. Dan seisi kelas pun kembali ramai seperti biasanya,
dan ku lihat Marsha masih menangis sesenggukan. Aku jadi teringat oleh
kata-kata Bu Lis “Kalian janganlah menangis berlebihan, karena akan
menganggunya”. Cepat-cepat ku usap air mataku dengan tissue.
Tengtengteng…
Akhirnya upacara bendera selesai dengan di
tandainya anak-anak kelas 7b-7j kembali menuju kelas masing-masing yang
terlihat dari jendela dekat bangkuku. Aku pun mondar-mandir mengelilingi
bangkuku seakan-akan memikirkan penemuan baru, ya padahal aku merasa sangat
gelisah. Dan tak lama kemudian, datanglah guruku ke kelas untuk menanyakan
mengenai kendaraan. Setelah Jais berbincang-bincang dan bisa kalian tebak kelas
menjadi ramai layaknya pasar. Dan kata-kata Afrah pun kembali tergiang di
kepalaku.
“Kemarin Sabtu Nevita bilang ke aku, kalau
dia minta maaf dan dia pengen kelas 7a kayak dulu lagi”
Dan itu mungkin wasiat Nevita untuk anak
kelas 7a biar enggak ramai lagi. Dan sampai sekarang pun kelas masih ramai,
tapi agak berkurang sih xD. Hmm, aku pasti maafin kamu kok Nev, malahan aku
yang mau minta maaf sama kamu. Tak lama kemudian, lamunanku pun buyar oleh
panggilan Bu Isti dan Bu Istututik untuk segera menuju gerbang sekolah. Kami
pun langsung berjalan menuju gerbang sekolah. Mobil pun berjejer rapi seakan-akan
menungguku untuk ku naiki. Dan aku pun naik di mobilnya Diva, tepatnya duduk di
bagian belakang bersama Afrah.
Brrm…!
Mesin mobil pun mulai di nyalakan dan
mobil mulai melaju meninggalkan halaman sekolahku. Di mobil, aku hanya melamun
saja mengingat saat-saat bersama Nevita. Diva, Titut, Nanin, Marsha, dan Afrah
sedang asyik mengobrol berbeda denganku. Ternyata jarak kediaman rumah Nevita
dengan sekolah cukup jauh juga. Beda banget sama aku yang cuma butuh waktu
sepuluh menit aja, kalau Nevita sih bisa setengah jam perjalanan kali ya?. Dan,
aku juga memikirkan tentang presentasi bahasa jawa, yang tersisa kini hanyalah
aku dan Nanda. Yang lebih parahnya lagi, aku enggak tahu naskahnya yang udah di
revisi sama Nevita?.
Dan akhirnya sampailah kami di Rumah
Nevita. Wow… rumah Nevita di kelilingi oleh karpet-karpet berwarna kuning
kehijau-hijauan. Dan sudah tampak para pelayat menghadiri. Bu Isti langsung
menyuruh kami untuk berwudhu di mushola dekat dengan rumah Nevita dan setelah
wudhu langsung melaksanakan salat jenazah. Bu Istianahlah yang memimpin salat
jenazah. Selesai salat jenazah, aku dan teman-temanku langsung duduk di tempat
yang telah di sediakan. Ternyata, selain kelas 7a ada juga kelas 7b, 7c, dan
juga kakak kelasku dan pastinya ketua osis, Kak Bhagas.
Setelah semua selesai salat jenazah,
saatnya sekarang proses penguburannya. Beberapa guruku ikut membantu menggiting
jenazah Nevita sampai ke tempat pemakamannya. Ku lihat, Ibu Nevitalah yang
merasakan kesedihan yang amat mencekam, sambil memeluk boneka kesayangan
Nevita. Sesampainya di tempat pemakaman, langsung jenazah Nevita di masukkan ke
liang lahat dan juga petinya langsung di hancurkan. Dan di detik-detik inilah
yang paling mendebarkan, yaitu penutupan liang lahat.
Langsung para pekerja menimbun Almarhumah
Nevita dengan tanah kembali. Selesai menimbun dengan tanah, langsung di mulai
berdoa. Aku pun langsung menundukkan kepala dan mengadahkan tanganku seraya
berdoa dengan khusyuk. Selesai proses pemakaman, aku mulai gelisah. Jika kita sudah
melangkah sebanyak tujuh kali dari pemakaman, maka Malaikat Munkar dan Nakir
akan menanyai dan menyiksa manusia. Aku dan teman-temanku pun langsung menuju
mobil masing-masing untuk kembali ke sekolah. Fiuh… akhirnya sampai juga aku di
sekolah. Langsung aku berlari menuju kelas dan duduk bersandar di tembok dengan
santai.
Oh iya, jangan lupa mencuci kaki dan
tangan setelah dari pemakaman ya!. Tenang aja kok, aku udah melaksanakannya. Setelah
membasuh tangan dan kakiku dengan air, aku langsung memakan bekalku dengan
lahap. Nyam… nyam… nyam… (Aku bagi dong :P). Selesai memakan bekalku, aku pergi
ke perpustakaan untuk mengembalikan buku pinjaman, hmm kok ada yang mengganjal
di benakku ya?. Aku jadi teringat dengan buku bersampulkan merah jambu yang
pernah Alm. Nevita ceritakan kepadaku.
“Wah,
aku juga udah pernah baca bukunya. Tentang
tips nulis kan, Cha?”
Ku pandang lebih dalam buku tersebut. Ya
aku memang tahu, dulu Nevita pernah bercerita kepadaku dia juga pengen jadi
penulis dan Nevitalah temanku yang menyemangatiku untuk menulis dan menyarankan
mengirim cerpenku ke media cetak dan jangan kalah sama Rizma, waktu itu aku
hanya mengangguk saja. Aku akan mengingat untaian kalimat emasmu itu, kok. Ya,
makasih untuk motivasinya sampai aku kayak gini. Sesaat kemudian langsung ku
kembalikan buku tersebut di rak buku dengan rapi. Dan sekitar sepuluh menit
kemudian aku telah mengambil dua judul buku yang berbeda.
Langsung aku mengisi di daftar peminjaman
khusus kelas 7a. Tepat saat aku akan kembali ke kelas, temanku menyuruhku untuk
segera kembali ke kelas karena pelajaran akan kembali di mulai, yaah… enggak
asyik ada pelajaran Matematika. Karena aku memang waktu itu enggak mood buat belajar L.
Miss Rita pun datang menuju kelas kami. Baru saja akan menyampaikan materi, bel
istirahat kedua pun berbunyi. Fyuh… bagus deh kalau gitu, di tunda sementara J.
Jangan kalian tiru kelakuanku ya, enggak baik!. Aku pun memilih membaca buku sambil
memakan camilan yang juga ku bawa dari rumah.
Tengtengteng…
Bel tanda masuk kelas pun berbunyi, dan
langsung ku tutup buku pinjamanku dan ku selipkan di laci mejaku. Hmm,
mendingan aku siapin buku paket dan buku catatannya dulu aja. Miss Rita pun
kembali hadir di kelas 7a yang kece
ini.
“Assalamualaikum warrahmatullahi
wabarakatuh” ucap Miss Rita memberi salam.
“Waalaikumsalam warrahmatalullahi
wabarakatuh” jawab kami kompak.
Kini, semua mata tertuju kepada guru
Matematika yang selalu modis dalam mengenakan kerudung.
“Baiklah Nak. Ibu itu jadi merasa bersalah
sama si Nevita. Memang, usia bukan merupakan faktor dalam kematian seseorang,
dan buktinya teman kalian telah meninggal dalam usia tiga belas tahun. Dan
kalian sebagai temannya, hendaknya berdoa untuk teman kalian” nasihat Miss Rita
bijak.
Apakah kalian mengerti maksud Miss Rita?.
Hmm, jika kalian tidak tahu akan ku ceritakan kisah selengkapnya oke. Waktu
itu, Miss Rita memberikan tugas mengerjakan latihan soal yang berada di buku
paket. Dan kalian tahu?. Nevita baru mengerjakan satu nomor dan Ifa mencurigai
kalau Nevita itu BBM-an saat pelajaran. Miss Rita marah dan menyuruh Nevita keluar
dari kelas dan mengerjakkan soal tersebut. Saat pelajaran telah usai, Ifa
melaporkan kepada Miss Rita kalau Nevita itu BBM-an dan Miss Rita bilang kalau
sudah selesai mengerjakkan sial, di suruh menghadap di kantor.
Dan waktu itu, Nevita benar-benar di caci
maki oleh teman-temanku, ya aku memang kasihan kepada Nevita dan aku berusaha
menghiburnya semampuku. Ifa langsung menghapus tulisan di papan tulis yang
berisi pembahasan jawaban. Ya, pada saat itu Nevita dalam keadaan terpuruk dan
dia sama sekali tak memperlihatkan muka sedih atau marah kepada Ifa. Jujur
saja, jika aku di perlakukan seperti itu oleh Ifa pasti aku akan marah besar.
Uuh… memang mengesalkan jika kita di perlakukan seperti itu, dan memang Nevita
itu the best.
Dan sepanjang hari itu teman-teman
membicarakan tentang Nevita. Hiks… aku jadi enggak tega ngeliatnya T.T aku jadi
mau nangis. Pelajaran pun kembali di lanjutkan seperti biasanya. Setengah jam
kemudian pelajaran pun telah usai. Jais memimpin doa dan setelah berdoa satu
persatu anak pun meninggalkan kelas. Langsung aku menuju tempat parkir sepeda
yang letaknya tepat di depan ruang guru. Semoga kamu bahagia di sana ya, Nev.
Kami akan selalu mendoakanmu kok Nev. Ku kayuh sepedaku dengan cepat sambil
memikirkan masa laluku bersama Nevita.
***
Hah… aku berada dimanakah?. Seberkas
cahaya berwarna putih tampak mengagetkanku. Aku pun bersembunyi di semak-semak
yang cukup lebat. Eee… itu bukankah Nevita yang sedang tertawa bahagia bersama
bidadari yang turun dari kahyangan?. Ku ikuti langkah Nevita di mana pun ia
pergi. Dia tampak sangat cantik mengenakan gaun putih dan bando berwarna putih
lengkap dengan sepatu kaca yang membuatnya berbeda dari biasanya. Dan sampailah
aku di sebuah air yrtjun yang sangat
menakjubkan yang belum pernah ku lihat.
Di sekitar air terjun itu tampak pelangi
yang sangat indah, Nevita bersama bidadari tersebut kemudian terbang entah
kemana. Aku menciba untuk mengejarnya, tapi apa daya aku tak mampu. Hiks… kamu
begitu cantik Nev, seperti hatimu selembut kapas.
“Hei Icha, kenapa kamu ada di sini?” tanya
Nevita lembut.
“Entahlah Nev… aku tak tahu” jawabku.
“Hmm… baiklah Cha. Tutuplah matamu dan
sekejap kemudian kamu akan kembali ke tempat semula” perintah Nevita kepadaku.
“Aku enggak mau Nev, aku mau di sini sama
kamu. Jangan tinggalin aku lagi…” nangisku tersedu-sedu.
“Maafin aku Cha… cliing” Nevita pun pergi
meninggalkanku seorang diri.
Dan aku pun memejamkan mataku dan kemudian
aku terbangun. Astagfirullahal Adzim… apakah aku bermimipi?. Ternyata aku tertidur setelah selesai salat zuhur. Ya, aku
sekarang aku hanya bisa mendoakanmu di sana. Semoga kamu bahagia di sana. Good bye friends… Aku akan selalu
mengingat kebaikanmu kepadaku.
The
End